Sabtu, 04 Mei 2013

Lomba Menulis Cerpen @KFCINDONESIA


Takdir Terindah
Karya Yunita Rahmah

Seorang wanita yang berada di mobil menanti anaknya pulang dari sekolah yang tak kunjung keluar dari gerbang sekolah. Tiba-tiba wanita itu melihat seorang anak berseragam merah putih yang duduk termenung sendiri di depan gerbang sekolah. Tampak merasa sedih meraut wajah seorang anak itu melihat
silih berganti teman-temannya di jemput oleh orang tuanya sepulang sekolah. Namun hanya dia sendiri yang terdiam tak menunggu sesosok yang menjemputnya. Wanita itu sebut saja namanya ibu Lina, Ibu Lina semakin memperhatikan seorang anak itu. Anak yang masih termenung dalam kesendirian dengan wajah kepolosan . tak tegah ibu Lina melihat seorang anak kecil yang termenung sendiri di pojok depan gerbang sekolah.
Tiba-tiba pintu mobil terbuka.
“ Mamaaa…” suara anak kecil yang di tunggu setengah jam yang lalu terdengar oleh ibun Lina.
“Dimas,,, “ tersenyum ibu Lina memeluk seorang anak yang di nantinya.
“Tidak biasanya jam segini baru keluar Dim ?” tanya Ibu Lina.
“ iya maa,, tadi ada pengumuman” jawab Dimas.
Wanita itu beralih melihat seorang anak kecil yang termenung di gerbang sekolah. Seorang anak itu tak lagi berada di tempat itu. Mengalihkan pandang, anak itu berjalan dengan jarak 2 meter dari tempat itu. Ibu Lina keluar dari mobil dan mengahampiri anak itu.
“ Kamu mau kemana dek ?” tanya ibu Lina dengan memegang punggung anak kecil tersebut.
Diam membisu seorang anak itu tak menjawab pertanyaan dari seorang wanita itu, diam menunduk seperti memandam rasa dalam kesedihan yang dirasakan.
“Mari ikut ibu pulang,,,” ajak ibu Lina sambil memegang tangan seorang anak itu.
Tanpa suara yang keluar dari bibir seorang anak itu, Dia mengikuti ajakan ibu Lina untuk ikut bersamanya.
Di dalam mobil ibu Lina dan anaknya Dimas mengajak ngobrol dan bertanya-tanya kepada anak itu, namun tak ada satu jawaban yang terucap dari seorang anak kecil itu. Dia hanya diam tanpa berkata.Seorang anak kecil pendiam panggil saja namanya Ari.
Sesampai dari rumah, ibu Lina meminjamkan baju Dimas ke seorang anak dan mereka makan siang bersama. Canda tawa Dimas kepada Ari mulai tergumam tampak asyik, mereka tak terlihat kalau baru mengenal beberapa jam yang lalu, terlihat akrab seperti saudara sendiri.
Ibu lina tak bertanya panjang lagi tentang Ari, karena berderet pertanyaan tak ada jawab yang terucap. Keakraban Ari dengan Dimas membuat ibu Lina senang melihatnya. Siang tak lagi menampakkan matahari yang menghiasi, gelap langit mulai tampak dengan cahaya bulan yang menerangkan kegelapan di malam hari. Bapak Toni suami dari ibu Lina pulang dari kerja  Makan malam, bersama pak Toni, ibu Lina, Dimas, dan Ari seperti makan malam layaknya seperti keluarga.
“ Ini namanya siapa ?” sambil mengunyah sesuap nasi pak Toni bertanya.
“ Ari pak “ jawab Dimas.
“ Ari tidur disini saja sama Dimas, besok sekolah berangkat bareng sama Dimas ?”
Menunduk Ari hanya berangguk tanpa menjawab.
Pagi hari saat mau berangkat sekolah, tiba-tiba Ari tak lagi berada di rumah, Keluarga Pak Toni merasa cemas takut terjadi apa-apa dengan Ari. Ari pergi dari rumah itu tanpa pamit.
Saat sepulang sekolah, ibu Lina seperti biasa menjemput Dimas menunggu di depan gerbang sekolah. Ketika Dimas datang, Mereka pulang menuju rumah. Di tengah perjalanan mereka bertemu seorang anak yang tak asing lagi wajahnya, semakin di dekati lajuan mobil kearah seorang anak itu, ternyata benar dugaan mereka. Anak yang berjalan sendiri di pinggir jalan dengan membawa tas ransel birunya itu memang Ari. Secara diam-diam mereka mengikuti arah Ari pulang kerumah. Ari berhenti di sebuat tempat lorong yang kecil di bawah jembatan, tempat yang tak layak pakai untuk di huni menjadi tempat tinggal. Tak ada pintu dan candela. Tapi banyak penghuni anak jalanan lainya yang tinggal di sana. Melihat kondisi Ari tinggal di tempat seperti itu, mereka tidak tega. Dimas menyuruh mamanya mengajak ari pulang.
Mereka turun mobil dan mendekati sebuah terowongan kecil. Melihat kondisi tempat tinggal Ari yang begitu miris, mereka akhirnya tahu sesosok Ari yang tinggal di tempat itu tanpa seorang ibu. Ibu Ani adalah seorang wanita yang menjadi pengasuh para anak jalan di daerah sekitar situ. Ibu Ani itu bercerita tentang kehidupan Ari kepada ibu Lina dan Dimas. Sejak Ari berumur 2 bulan Ibu Ari menjadi TKW di Malasyia meninggalkan anak semata wayangnya demi mencari uang untuk sesuap nasi. Setiap tahunnya Ari di kirim uang oleh ibunya untuk biaya kehidupan sehari-hari. Ari hidup bersama anak jalanan lainnya. Ari tak seberapa mengenali sesosok ibu yang melahirkannya hanya terkenang dalam foto yang dia selalu bawa dan kalung yang iya kenangkan. Biaya sekolah Ari sejak dulu sudah di tanggung oleh sekolahan karena Ari sangat berprestasi di dalam sekolah.  Mendengar cerita kehidupan Ari, mereka berniat mengajak Ari tinggal bersama mereka.
Ibu Lina dan Dimas mengajak Ari untuk beranjak dari tempat itu dan kembali ke rumah untuk tinggal bersama mereka. Sekarang Ari tinggal bersama kelurga Dimas. Ari seorang anak yang pendiam itu ternyata adalah anak yang cerdik pandai dalam berhitung. Prestasi yang dia raih sangat melejit. Beberapa olimpiade matematika yang diikut hingga tingkat nasional. Suatu ketika Ari mewakili Indonesia untuk olimpiade internasional di Malasyia.
Ari berangkat ke Malasyia untuk mewakili Indonesia. Dia diantar oleh keluarga Dimas bersama mama dan papanya Dimas. Keberangkatan Ari ingin mengharukan nama baik Indonesia. Beberapa menit Olimpiade akan di mulai, tiba-tiba dia membuka dompet dan melihat foto seorang wanita yang tertampan di dompet. Rasa rindu ingin bertemu dengan ibu kandungnya selama beberapa tahun pergi meninggalkannya semakin ia rasakan. Rindu meraut pada diri Ari hingga air mata tak bisa terbendung lagi. “Tolong pertemukan aku dengan ibu kandungku” Gumam Ari dalam hati. Beberapa detik olimpiade akan dimulai. Dengan rasa semangat yang tertanam pada diri Ari dia ingin membuktikan pada ibunya bahwa dia bisa buat bangga ibunya, agar suatu saat ibunya dia akan sukses biar ibunya tidak menjadi TKW lagi.
Olimpiade berjalan dengan lancar, beberapa jam kemudian penantian pengumuman yang di tunggu oleh para olimpiade terutama Ari yang menanti hasil olimpiadenya. Ari mendapatkan juara 1 olimpiade matematika seASIA. Rasa bangga dan terharu kini mewujudkan Ari, tapi rasa sedih masih terpaut pada dirinya. Karena kebahagian belum melengkapinya karena belum bertemu dengan ibu kandungnya.
Perjalanan menuju bandara penerbangan, jam 5 sore Ari bersama Dimas dan kelurganya pemberangkatan kembali ke tanah air Indonesia. Di tengah perjalanan, di sebuah lampu merah di tengah kota kuala lumpur. Ari termenung di sebuah taksi melihat suasana jalan raya yang terlihat teratur tanpa ada kemacetan seperti di Indonesia. Tersorot pandangnya melihat seorang wanita yang membawa tas belanjaan. Wajah seorang wanita itu tak asing lagi, seperti Ari pernah melihatnya tapi entah dimana. Ari langsung membuka dompet dan melihat foto yang ada di dompet tersebut dan mengarahkan pengelihatannya ke arah seorang wanita tadi.
“ Papa Toni, saya boleh turun di sini ?” izin Ari mendesak ke pak Toni.
“Ada apa rii, turun disini ? kurang setengah jam kita harus sampai bandara” jawab balik Pak Toni.
“Saya harus turun di sini papa Toni mama Lina,” sambil membuka pintu.Ari turun dari taksi. Berlari dan menghampiri seorang wanita yang dia lihat seperti dia yakini mirip dengan ibu kandungnya..
“Ibuuu,,,,” sambil memeluk seorang wanita tersebut.
Ibu tersebut tiba-tiba terheran dan melihat wajah seorang anak yang memeluknya dengan terheran..
Melihat seorang anak yang mengenangkan kalung eperti yang dia kenangkan ibu itu langsung memeluk erat. Dia yakin bahwa memang dia adalah anak kandungnya.
“kamu Ari ya, Ari anakku” Tanya seorang ibu itu dengan memeluk erat Ari.
“iya, aku Ari, ini ibu kandung Arikan,?,” sambil merangkul dengan menetaskan air mata yang sudah tak terbendungkan lagi dari seorang anak kecil yang selama ini tidak pernah bertemu dengan ibunya. Rasa bahagia dan sedih bercampur aduk menjadi satu suatu impian bertemu dengan ibunya terwujud.
Papa Toni dan mama Lina ikut turun dari taksi dan mengajak mereka beranjak dari tempat itu, melanjutkan perjalanan menuju ke bendara dan melaju kembali ketanah air Indonesia. Ari sangat bahagia membawa kejuaraan olimpiade membuat bangga Indonesia dan bertahun-tahun yang diimpikan bertemu dengan ibu kandungnya terimpikan. Kini Ari kembali ke Indonesia dengan membawa kejuaraan olimpiade Matematika dan membawa kembali seorang ibu kandungnya. Akhirnya Ari bisa tinggal bersama dengan ibu kandungnya yang selama bertahun-tahun dia hidup tanpa seorang ibu kandung. Ini adalah takdir terindah yang pernah Ari miliki selama hidupnya




1 komentar:

  1. Tampaknya Ari telah menemukan kebahagiaannya ,, selamat ya Ari..

    Cerpenmu bagus , alur penggambarannya jelas, mungkin ada sedikit kata-kata atau tata kalimat yang harus dibenahi ,, overall keren!!!!!

    BalasHapus