Jumat, 17 Mei 2013

AKU "Saat Manusia Mengikis dalam Kehidupan"


Saat Manusia Mengikis dalama Kehidupan
Karya Yunita Rahmah


                  Mandikan aku dengan cahaya yang menyinari hati. Tergelincir dalam kalbuku dengar suara kicauan burung bernyanyi tanpa nada. Kuarungi laut samudera hanya untuk mencari tempat berlabuh. Didalam keramaian angin lusuh menyelimuti bocah terkulai. Udara berpendar menyimak setia kedatangan setiap berlabuh menuju dermaga yang di tuju. Kini tanah dan air tidur hilang ombak, mengembara tentang tanah. Harapan bumi yang bercerabut. Laut lebih dahulu menghadap, rentanya malam berjajar lelap memeluk bumi.
               Bergelimpangan manusia menyayat mengikis dalam kehidupan. hidup seperti hanya percik-percik cuka yang terapung di angkasa malam. bergelut menggulat menderas dengan kaidah. Ketika termenung di hati, malam hanya bicara bagi malam. Membawa getir lahang berlaru darah. Sampai bulan pun ikut merasakan lelah di atas malam. di bawah bulan yang mulai benderang. Kusaksikan dari situ kabut-kabut tipis kelabu. Meledak sedu dari luar langit yang biru. Warna lantang melonjak dari kelas. Jejakmu masih merintih disini yang menjadi saksi.
                  Di bulan sendiri dan bintang tak lagi bernyanyi. Sayu angin mengantar pandang ke awan putih memanjang. Jalan berdebu, ada lagu tanpa syair, mendesir tanpa akhir dan akan kuteruskan setapak perjalananku yang tak memandang aluilalang lalu menuju ke hulu muara depan. Jiwa pun mulai kutegakkan untuk mewarnai kehidupan. gairah yang tergelar bersama kibaran layar menatap bulan yang hanya setengah lingkaran. Hasrat yang biru memburu wangi ke puncak bukit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar