Ceritaku Bersama Mereka
“Perjalanan ke Pantai Papuma”
Pantai Tanjung
Papuma merupakan tempat wisata yang wajib dikunjungi dan ini cerita tentang Papuma
^^. Pantai tanjung papuma berlokasi di desa Sumberejo kecamatan Ambulu
kabupaten Jember. Pantai ini sekitar 37 km dari pusat kota Jember. Penasaran dengan
nama Papuma yang terkenal dengan pantai yang indah dan jarang terjamah oleh
manusia. Dari pada denger cerita dari sekekliling orang tentang papuma jadi
penasaran Rozi salah satu teman kampusku yang suka banget namanya mbolang atau
disebut juga melancong dia membuat reoni kecil-kecilan bersama teman pondoknya
ketika SMA sekitar 5 anak. Otomatis tempat duduknya yang masih sisah 2 anak.
Aku dan Allan diajak rozi untuk gabung bersama mereka.
Hari Jumat,
tepat tanggal 23 Maret 2013 Pukul 19.00 berjanjian kumpul di sebuah tokoh Safa yang jaraknya
hitungan langkah dari kos untuk pemberangkatan, Namun nyatanya tidak tepat pada
waktu yang ditentukan. Wiiih,,,kebiasaan orang Indonesia ngaretnya hampir dua
jam. Uda berapa kali ditipu dengan mobil yang lewat dihadapan kami namun
nyatanya bukan mobil yang menjemput kami. Tepat pukul 21.00, rasa boring
menunggu sudah menyayat pada diriku dan teman-teman yang lainnya hanya untuk
menunggu si Rozi. Klakson mobil tertuju kehadapan kami yang sedang duduk-duduk
menunggu di Safa. Dengan polosnya wajah tanpa dosa si Rozi senyum-senyum
berkata “Maaf ya reg,,, tadi ambil mobilnya lama ditambah macet dijalan. Heheh”
kami tak menghiraukan perbincangan rozi yang sok polos itu. “Sudah berapa jam
jii, kita nunggu disini?” gumam timek yang sedang membawa barang-barangnya
masuk ke mobil. “Hehehe, yang penting berangkat. Ayooog, cap cus, masukin barang-barangnya ke mobil” Sahut Rozi
dengan senyum membaranya. Semua barang dan bekal makanan sudah dimasukkan
kedalam mobil. Bismillah dan doa berangkat kita panjatkan buat pemberangkatan
ke tempat yang dituju dengan selamat.
Perjalanan
malam yang hening menjadi saksi dengan diiringi musik yang menemani perjalanan
kami. Canda gurau yang mewarnai suasana dalam mobil. Walaupun kami baru
mengenal pada detik ini namun menjalin erat rasa kebersamaan kami seperti sudah
berteman lama. Tak pandang dari jurusan mana dan universitas mana kita kuliah.
Berbagai jurusan dan univeristas yang berbeda membuat kita saling mengenal
diantara yang lain.
Dari Surabaya
melewati tol. Dengan kecepatan yang drastis cepat ala ngebut-ngebutan di tol
pumpung lagi sepi , dengan target kecepatan perjalanan ke Jember selama 5 Jam.
Targetpun tercapai tepat pukul 02.00 sampai di kota Jember. Perjalanan masih
kurang 27 KM menuju Papuma. Sebenarnya kami belum tahu perjalanan menuju Papuma
hanya sekilas modal tahu dari browsing diinternet saja namun tetap kami melanjutkan
perjalanan.Dan tak lelah disetiap jalan
apabila kita bimbang menuju arah kemana, kami berhenti untuk bertanya kepada
orang. Untung saja tengah malam di desa yang sepi jarang ada kendaraan yang
lewat hampir tidak ada. masih ada orang yang di jalan untuk dibuat bertanya
rute perjalanan menuju Papuma.
Selama satu jam
mencari tempat tujuan. Sampai sudah disebuah desa Sumberejo yang terdapat
pantai yang bernama Papuma itu. Jalan masih gelap, cahaya lampu pun hanya
sedikit menerangi.untung saja cahaya bulan yang masih Nampak dilangit masih
terlihat menerangi sekeliling desa tersebut. Tak begitu jelas kami melihat
papan yang bertulis dengan background pantai Papuma yang begitu indah. kami pun berhenti di tempat itu. Sepertinya kami tak
melanjuti perjalanan karena menuju Pantai Papuma masih gelap gulita. Tak begitu
Nampak masjid maupun mushollah. Akhirnya kami berhenti disebuah gubuk itu yang
sepertinya tak dihuni orang. Dibawa pohon besar terdapat sebuah tempat duduk
kami beristirahat. Ya disebelah papan background yang bertulisan papuma itu.
Kami turun dari mobil dan beristirahat,
perut-perut pun sudah bernyanyi kelaparan. Untung saja kami membawa bekal
makanan yang banyak. Sudah terbagi-bagi ada yang bagiannya membawa buah,
minuman, roti, snack, nasi yang dibuat sarapan pagi nantinya, dan makanan
ringan lainnya. Tiba-tiba seorang klakson motor menuju kami, dua anak cowok
yang sepertinya dalam keadaan mabuk menghampiri kami. Tak disangka mereka malah
memberi nasihat baik dan hanya bertanya asal dan tujuan kami kemana.
Tepat pukul
04.00 suara adzan shubuh mulai terdengar di telingah kami. Sepertinya suara
itu tak jauh dari tempat kami ini.
Menuju sumber suara adzan kami menuju ketempat. Ternyata dekat dari tempat
istirahat kami tadi. Mengambil air wudhu kami pun sholat shubuh berjamaah
bersama warga desa sekitar. Sambil menunggu pukul 05.00 untuk melanjutkan
perjalanan, kami pun beristirahat
sebentar ada yang dibuat membaca alquran ada yang dibuat tidur. Tiba saatnya
pukul 05.00 kami melanjutkan perjalanan menuju pantai papuma. Udara sejuk dan
embun pagi mulai terasa kami tiba di Pantai Watu Ulo. Dinamakan demikian karena
ada batu karang di tempat itu yang mirip bentuknya dengan ular. Lautnya biru
banget di Pantai Watu Ulo. Cuman sayang keadaan pantainya kurang terawat,
kotor. Konon sebelum Papuma dijadikan tempat wisata, Pantai Watu Ulo dulu yang
dijadikan objek wisata.
Sampai di
Papuma pukul 05.30 WIB. Pantai yang masih terlihat sepi belum ada pengunjung
yang terlihat. Memang sengaja dini hari kepantai biar bisa melihat matahari
terbit di pagi hari. Suasana yang masih sejuk dan begitu indah pemandangannya.
Subhanallah,,, begitu indah ciptakan ALLah. Untuk menikmati pemandangan alam
pantai Papuma dan berfoto ria memang tujuan kami. Kami pun menikmati pantai Papuma
bersama, melukis diatas pasir seperti buat tulisanlah, berfoto ria hingga
beratus jepretan di kamera maupun hp dan tak lupa juga membuat video yang di
presenterkan oleh Allan dan juru camera Yunita beserta berperan mengatur
settingnya.
Namun ditengah
kenikmatan pemandangan pantai Papuma, aku bersama yang lain mencoba bermain
dengan air laut. Ditengah asyiknya berfoto ria dilaut rame-rame sebuah tonjolan
batu yang membuat aku terpeleset. Seluruh tubuh basah kuyup dan baru tersadar
di tangan kananku yang lagi memegang kamera. Fiuuuh,, kaget, shock, melongo,
bercampur aduk jadi satu yang membuat kegalauan hatiku. Keasyikan menikmati
pantai papuma itu tiba-tiba lenyap. Pengen nangis tapi sudah terlanjur terjadi.
Ya,,, mungkin ini musibahku. Cepat-cepat aku bergegas untuk menjemur kamera
itu. Ternyata masih belum bisa nyala. Alhasil katanya kalau barang elektronik
sudah kena air laut barang itu sudah sulit tertolongkan alias rusak. Allan dan
Asif mulai mencoba menghiburku agar aku tidak galau. Namun masih tetap saja
hati janggal dan masih resa karena kamera. Nunggu kamera berjam-jam di jemur
sampai aku tak mempeduliakan lagi berfoto-foto. Sekilas aku berfikir. Tak ada
gunanya bergalau terus semua sudah terjadi. Have fun saja untuk saat ini
menikmati pantai papuma. Percuma kalau jauh-jauh ke jember nggak dapet foto.
Akhirnya aku bersama Allan dan Asif beranjak dari tempat itu, dan membiarkan
kamera di jemur, melanjutkan lagi berfoto ria dan menuju ke batu besar yang menjadi ciri khas
pemandangan pantai Papuma tersebut. In my opinion background yang paling
menarik dari Papuma adalah yang ada background batu besarnya itu.
Rozi,Ema,Timek, Luphi dan temannya satu itu sudah bergegas meninggalkan pantai
tersebut karena sudah hampir berjam-jam berada dipantai. “ belum dapat seribu
foto Yunita sama Allan tidak mungkin beranjak dari pantai” sambil tertawa
menyindir meninggalkan pantai menuju tempat peristirahatan. Haha dasar Rozi . Namun
aku bersama Allan dan Asif masih melanjutkan foto menuju batu besar tersebut karena waktu tadi yang
terbuang gara-gara Yunita lagi galauin kamera. Hoho.
sudah berjam-jam berada dipantai. Terik matahari mulai terasa menyengat tubuh. Aku beranjak untuk menuju tempat peristirahatan dan sarapan pagi yang sudah disiapkan ibunya luphi dari rumah Bandeng presto dan sambelnya yang mantap dengan porsi super duper banyak mengisi perut kami di Pagi hari. Setelah semua selasai kami berlanjut lagi perjalanan keliling desa di Jember dan menuju ke rumah makan milik salah satu temannya Asif untuk makan siang. Suasana desa di jember masih terlihat. baru pertama kalinya aku melihat suasana desa yang benar-benar seperti pedesaan. Kendaraan yang biasa digunakan di kota pun jarang terlihat. kendaraan yang masih tradisional menggunakan sapi, pemandangan bukit-bukit serta sawah yang mewarnai isi pedesaan tersebut. Setelah beberapa jam kemudian sampailah ditujuan kami di depot tersebut berbagai hidangan siap dipilih. Dengan menu ayam goreng dengan khas sambalnya jember mantap untuk menu makan siang hari seperti ini. Perut sudah terasa kenyang dan serasa mau meledak namun disajikan lagi es campur yang menggiyurkan. Es campur dengan kelengkapan kombinasi dari berbagai buah termasuki durian. Hmmm mantap deh. Dan ada salah satu temanku yang biasa dijulukin “Timek” yang anti banget dengan bau dan rasa durian. mencoba menantangi aku dan Allan untuk menikmati sebuah durian tersebut, karena takut gk dapet jatah es campurnya. karena waktu semakin siang kami beranjak dari tempat tersebut. pas lagi mausk mobil eeeh ternyata si Timek muntah dan mabuk kepayang karena durian tadi. Anak-anak yang lain tertawa juga bercampur kasihan. Aneh juga durian buah mahal dan enak kok bisanya gk doyan. Hahaha.Timek-Timek
sudah berjam-jam berada dipantai. Terik matahari mulai terasa menyengat tubuh. Aku beranjak untuk menuju tempat peristirahatan dan sarapan pagi yang sudah disiapkan ibunya luphi dari rumah Bandeng presto dan sambelnya yang mantap dengan porsi super duper banyak mengisi perut kami di Pagi hari. Setelah semua selasai kami berlanjut lagi perjalanan keliling desa di Jember dan menuju ke rumah makan milik salah satu temannya Asif untuk makan siang. Suasana desa di jember masih terlihat. baru pertama kalinya aku melihat suasana desa yang benar-benar seperti pedesaan. Kendaraan yang biasa digunakan di kota pun jarang terlihat. kendaraan yang masih tradisional menggunakan sapi, pemandangan bukit-bukit serta sawah yang mewarnai isi pedesaan tersebut. Setelah beberapa jam kemudian sampailah ditujuan kami di depot tersebut berbagai hidangan siap dipilih. Dengan menu ayam goreng dengan khas sambalnya jember mantap untuk menu makan siang hari seperti ini. Perut sudah terasa kenyang dan serasa mau meledak namun disajikan lagi es campur yang menggiyurkan. Es campur dengan kelengkapan kombinasi dari berbagai buah termasuki durian. Hmmm mantap deh. Dan ada salah satu temanku yang biasa dijulukin “Timek” yang anti banget dengan bau dan rasa durian. mencoba menantangi aku dan Allan untuk menikmati sebuah durian tersebut, karena takut gk dapet jatah es campurnya. karena waktu semakin siang kami beranjak dari tempat tersebut. pas lagi mausk mobil eeeh ternyata si Timek muntah dan mabuk kepayang karena durian tadi. Anak-anak yang lain tertawa juga bercampur kasihan. Aneh juga durian buah mahal dan enak kok bisanya gk doyan. Hahaha.Timek-Timek
Sebelum pulang
kami sempatkan mampir di rumah temannya Asif yang memiliki rumah makan tersebut
tadi. Ternyata dia adalah anak dokter, sampai dirumah disajikan lagi makanan
dan buah-buahan. Padahal perut sudah dalam keadaan kenyang. “ Perut kita kan
sudah kenyang sebaiknya ini buah-buah di bawa pulang aja hehe “ celetuk Rozi
dengan suara pelannya. Bener juga ketika kami pulang si ibu dari temannya Asif
itu membawakan suguhan-sugahan makanan+buah-buahan kepada kami. Si Rozi pun
semnagat 45 untuk bergegas di bawa pulang. Ealah Ojiii..
Perjalanan sore
melewati rute yang sama kami menuju perjalanan balik ke kota bonek yaitu
Surabaya. Kami sempatkan berhenti ditempat-tempat tertentu untuk sholat di
setiap waktunya. Walau perjalanan jauh. Kapan pun dan dimana pun kami tidak
pernah melalaikan yang namanya ibadah kepada ALLah yaitu sholat karena itu
wajib.
Itu cerita
perjalanan kami di Papuma. Lain waktu kalau ada kesempatan berharap semoga bisa
berjumpa lagi bersama kalian dan melanjutkan perjalanan lagi ya teman-teman.
Aku senang bisa kenal kalian semua ^^
Menghibur dikala galau gara-gara kamera sungguh susah ,, hha
BalasHapusnice story ,,,jadi nyesel ke sempunya ke cancel...
ayo boLank maneh reekkk ... :D
BalasHapus